Telah tercatat dalam Sulalatun Salatin karangan Tun Sri Lanang akan seorang budak berumur 7 tahun di negeri Singapura, Hang Nadim namanya.
berlompatan lalu ke ke parit. Maka segala orang yang di pantai itu banyak mati
dilompati todak itu; barang yang kena terus menerus olehnya.”
Adapun Seri Maharaja Singapura kita yang cetek fikirannya menyuruh rakyat jelata turun melawan todak dengan berkotakan betis.
Mujur seorang budak yang bijak ini turun, seraya berkata.
Jika berkotakan batang pisang alangkah baiknya?”
Cadangan akal kancil dari Hang Nadim ini disambut baik.
Maka terlekatlah todak-todak tersebut pada batang pisang. Cepat pula orang-orang pantai membunuhnya, mencerai roh dari tubuh.
Baiklah ia kita bunuh, tuanku.”
Hasutan pembesar-pembesar tolol ini diikut sang maharaja. Maka habis dibunuhnya Hang Nadim yang berjasa. Penat berkirim susu, tetapi dibalas pula dengan tuba.